Mau sampai kapan?
Mau sampai kapan terus begini?
Mau sampai kapan terus diam begini?
Mau sampai kapan harus menanti?
Sebuah ketidakpastian harapan
Susah. Mungkin itu yang bisa aku gambarkan untuk hidupku sekarang ini. Semua terbengkalai. Tugas dan kewajiban perlahan berantakan. Malas merajalela. Apa yang masih aku inginkan? Apa masih ingin dia kembali? Itu gak mungkin! Memang segalanya gak ada yang gak mungkin. Tapi kalo gini ceritanya, apa masih mungkin buat nerima orang yang udah semena-mena mengabaikan kita? Tak sedikitpun menghargai perasaan ini.
Apa mungkin karena dia, aku buang semua rasa tanggung jawab kuliahku? Terus, mau sampai kapan? Aku masih punya hidup yang bisa dijalani dengan aman tanpa dia. Apa mungkin dia harus digantikan posisinya? Oleh siapa? Sedikitpun belum terpikir untuk siapa tempat itu aku pilihkan kepada seseorang. Karena kualifikasi yang aku patok, bukan sembarangan. Gak sembarang orang bisa menempati posisinya.
Aku terlalu egois ya? Mungkin iya. Aku terlalu mementingkan diriku sendiri. Aku terlalu perfeksionis. Aku cari pengganti yang cantik, yang pinter, yang baik, yang solehah. Apa aku salah? Nggak kan. Emang setiap orang punya kesempatan untuk dapat yang terbaik. Yang sempurna. Walau itu semua gak pernah mungkin dan terlalu munafik.
Jadi, apa yang mesti aku lakukan? Menjalani hidup seperti biasa? Dengan semangat yang masih terbata-bata, apa aku bisa kuat?
Cuma aku yang tau.
*Sekian*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar